Ringkas: Artikel ini menunjukkan langkah konkret menyusun struktur konten bertingkat (silo) agar situs Anda mudah dijelajahi pengguna dan dipahami mesin pencari-tanpa jebakan thin-pages.
Kami sering menemui situs dengan ratusan halaman, namun 80% trafik hanya datang dari segelintir artikel. Penyebabnya hampir selalu sama: topik tersebar, navigasi kabur, dan artikel pendek yang berdiri sendiri tanpa konteks. Hasilnya, pengguna nyasar; mesin pencari pun sulit menilai mana halaman yang penting.
Bayangkan toko buku: ada rak “Teknologi”, di dalamnya ada bagian “Web”, lalu rak khusus “Kecepatan Halaman”. Artikel “Mengukur CLS di Ponsel Murah” seharusnya berada di rak terakhir-bukan di depan toko tanpa label. Struktur silo membantu kita menempatkan halaman di rak yang pas, sekaligus memberi rambu menuju rak lain yang terkait.
Di bawah “Arsitektur Konten”, buat seri yang saling melengkapi: dasar, praktik, dan studi kasus. Hindari lima artikel yang isinya sama-sama “tips cepat”-gabungkan jadi satu pilar, lalu pecah bagian yang benar-benar perlu detail.
Kami memakai konsep Minimum Useful Unit (MUU): setiap halaman harus menyelesaikan satu masalah nyata. Jika tidak bisa memenuhi MUU, jadikan bagian dari halaman lain.
/ (Beranda) /about, /editorial, /faq, /contact /blog/ → indeks /blog/silo/ → hub arsitektur konten /blog/silo/muu-dan-thin-pages /blog/silo/internal-linking /blog/kecepatan/ → hub kecepatan /blog/kecepatan/cls-di-perangkat-low-end /blog/kecepatan/amp-untuk-konten-panjang /blog/keamanan/ → hub keamanan /blog/keamanan/kebiasaan-aman-untuk-admin
Kami menggabungkan 18 artikel tipis menjadi 5 pilar yang kuat, menambah contoh nyata dan gambar hasil uji. Hasil awal (6 minggu): waktu baca median naik dari 48 detik menjadi 1:52; rasio kembali-ke-beranda turun, dan halaman hub menjadi jalur paling banyak dikunjungi.
Struktur bukan soal banyaknya halaman, melainkan bagaimana halaman-halaman itu saling menjelaskan. Silo yang baik mengurangi kebingungan dan membuat tiap halaman punya peran.